Senin, 25 September 2017

Sejarah dan Makna Tahun Baru Islam 1 Muharram

Sejarah dan Makna Tahun Baru Islam 1 Muharram

Dayah Al-Muhajirin, Jambi Baru, Subulussalam - Sejarah dan Makna Tahun Baru Islam 1 Muharram;- 

Muharam adalah bulan pertama dalam penanggalan Hijriyah. Muharram berasal dari kata yang artinya ‘diharamkan’ atau ‘dipantang’, yaitu dilarang melakukan peperangan atau pertumpahan darah. Tanggal 1 Muharram adalah hari Tahun Baru dalam agama Islam.

1 Muharram 1439 H atau Tahun baru Islam 2017 diperingati dengan berbagai kegiatan ibadah seperti berpuasa Asyura, melakukan pengajian dan berdo’a agar diberikan anugrah hidup dan penghidupan yang lebih baik dunia dan akhirat, dan tak jarang dikomunitas seperti pesantren-pesantren melakukan kegiatan pawai menyambut tahun baru islam dengan membawa obor dan rebana sebagai upaya memperingati 1 Muharram 2016. Ibadah puasa sunnah memasuki bulan muharram selaras dengan anjuran dan hadis nabi, Bulan Muharram adalah salah satu bulan yang dianjurkan untuk berpuasa sunnah oleh Rasulullah SAW kepada umat islam berdasarkan sabdanya yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurariroh, berkata, ”Rasulullah saw bersabda, ’Puasa yang paling afdhol setelah bulan Ramadhan adalah bulan Allah al Muharram dan shalat yang paling afdhol setelah shalat fardhu adalah shalat malam.” Imam Nawawi mengatakan bahwa bulan ini (Muharram) adalah bulan yang paling utama untuk berpuasa.
Pendapat ulama mengatakan bahwa yang paling utama untuk melakukan ibadah berpuasa dibulan Muharram ini adalah pada 10 hari pertama, sebagaimana dikatakan oleh al Mardawi didalam kitab “al Inshaf” yang paling pokok dari bulan Muharram adalah hari kesepuluh atau puasa Asyu’ra kemudian pada hari kesembilan atau tasuua’a lalu sepuluh hari pertama.

Sejarah Tahun Baru Hijriah 1 Muharram

Pada zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Abu Bakr, kaum muslimin belum mengenal pergantian tahun hijriyah. Sehingga ketika itu, tidak ada istilah tahun baru hijriyah. Mereka menggunakan kalender qamariyah sebagai acuan kegiatan dan pencatatan sejarah. Mengikuti kalender yang sudah digunakan oleh masyarakat arab sejak sebelum islam. Hanya saja, di zaman itu belum ada angka tahun dan acuan tahun.  
Hingga akhirnya di zaman Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, tepatnya di tahun ketiga beliau menjabat sebagai khalifah, beliau mendapat sepucuk surat dari Abu Musa al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, yang saat itu menjabat sebagai gubernur untuk daerah Bashrah. Dalam surat itu, Abu Musa mengatakan:
 إنه يأتينا من أمير المؤمنين كتب، فلا ندري على أيٍّ نعمل، وقد. ا كتابًا محله شعبان، فلا ندري أهو الذي نحن فيه أم الماضي 
“Telah datang kepada kami beberapa surat dari amirul mukminin, sementara kami tidak tahu kapan kami harus menindaklanjutinya. Kami telah mempelajari satu surat yang ditulis pada bulan Sya’ban. Kami tidak tahu, surat itu Sya’ban tahun ini ataukah tahun kemarin.”
Kemudian Umar mengumpulkan para sahabat di Madinah, dan beliau meminta,
ضعوا للناس شيئاً يعرفونه 
“Tetapkan tahun untuk masyarakat, yang bisa mereka jadikan acuan.”
Ada yang usul, kita gunakan acuan tahun bangsa Romawi. Namun usulan ini dibantah, karena tahun Romawi sudah terlalu tua. Perhitungan tahun Romawi sudah dibuat sejak zaman Dzul Qornain. (Mahdhu ash-Shawab, 1/316, dinukil dari Fashlul Khithab fi Sirati Ibnul Khatthab, Dr. Ali Muhammad ash-Shalabi, 1/150)
Kemudian disebutkan oleh al-Hakim dalam al-Mustadrak, dari Said bin al-Musayib, beliau menceritakan: Umar bin Khattab mengumpulkan kaum muhajirin dan anshar radhiyallahu ‘anhum, beliau bertanya: “Mulai kapan kita menulis tahun.” Kemudian Ali bin Abi Thalib mengusulkan: “Kita tetapkan sejak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hijrah, meninggalkan negeri syirik.” Maksud Ali adalah ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam hijrah ke Madinah. Kemudian Umar menetapkan tahun peristiwa terjadinya Hijrah itu sebagai tahun pertama Hijriyah. (al-Mustadrak 4287 dan dishahihkan oleh adz-Dzahabi). Dengan memahami latar belakang di atas, ada kesimpulan yang bisa kita berikan garis tebal, Bahwa di zaman Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Abu Bakr tidak dikenal tahun baru hijriyah. Alasan Umar menetapkan acuan tahun hijriyah adalah untuk menandai setiap peristiwa dan menertibkan kegiatan korespondensi dengan wilayah lain.

baca selanjutnya... (makna tahun baru islam 1 muharram)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar