Rabu, 22 Februari 2017

Profil dan Makam Syekh Mahmud Barus, Ulama yang Pertama sekali Membawa Islam ke Barus Tapanuli Tengah

Jambi Baru, Subulussalam - Dayah Al-Muhajirin - Profil dan Makam Syekh Mahmud Barus, Ulama yang Pertama sekali Membawa Islam ke Barus Tapanuli Tengah -

Profil dan Makam Syekh Mahmud Barus, Ulama yang Pertama sekali Membawa Islam ke Barus Tapanuli Tengah
Dayah Al-Muhajirin saat Berziarah ke Makam Tangga Seribu
Pernah ke Makam Tangga Seribu ?
Ulama siapakah yang dimakamkan disana ?
dan bagaimana sejarahnya ?
jutaan orang yang telah pergi kesana, namun hanya sedikit dari mereka yang tau bagaimana
sejarahnya.

Beberapa hari kemarin Dayah Al-Muhajirin berziarah ke Makam tersebut,
alangkah lebih baiknya jika kita juga mengetahui sejarah dari makam tersebut agar dapat menjadi pelajaran untuk kita semua.


Profil Makam Syekh Mahmud Barus

Makam ini lebih dikenal dengan makam Tangga Seribu, makam ini berada di Desa Penanggahan, Kecamatan Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara.

Menurut informasi dari juru kunci makam, Usman, bahwa makam tersebut adalah milik Syekh Mahmud salah satu penyiar agama Islam ke Indonesia yang ditahirkan sekitar tahun 34H sampai 44 H.
Untuk menuju lokasi ini dibutuhkan waktu sekitar 2,5 jam-3 jam dari ibukota Tapanuli Tengah di Pandan. Dan biasanya menjelang bulan puasa seperti saat ini, akan banyak para peziarah mendatangi makam tersebut.
Ada misteri tentang jumlah anak tangga yang sampai saat ini belum dapat dipastikan berapa jumlah anak tangganya. 
Ketika mencoba menghitung mulai dari bawah sampai ke puncak makam, ada sebanyak 741 anak tangga. Dan ketika turun dihitung kembali sudah menjadi 710 anak tangga. 


Profil Syekh Mahmud Barus

Dari berbagai literatur ditemukan bahwa Syaikh Mahmud adalah orang pertama kali yang membawa ajaran Islam ke daerah Barus.
Menurut penuturan penduduk setempat ditemukan dua kemungkinan. Pertama, Syeikh Mahmud adalah orang Yaman yang hendak melakukan pelayaran ke Samudera Pasai (Aceh), namun di tengah pelayaran, kapal yang ia tumpangi salah arah dan terdampar di Barus. Sampai di Barus Syaikh Mahmud tidak hanya berdakwah tetapi juga menjadi pedagang dan berbisnis komoditas kapur yang sangat terkenal sejak puluhan abad lalu, bahkan ada yang mengatakan jika kapur Barus ini sudah dikenal pada masa Firaun.

Sementara itu, kemungkinan kedua meyebutkan bahwa Syeikh Mahmud merupakan orang asli Nusantara yang belajar ke sahabat Rasulullah Saw. Setelah ia menimba ilmu di Arab Saudi ia kembali ke Nusantara, lebih tepatnya ke Barus, dan menyebarkan ajaran Islam di sana.
Pada masanya Beliau sempat ditentang oleh Kerajaan Barus dan Kerajaan Belanda dalam hal penyebaran Islam di Nusantara hingga akhirnya beliau sempat diasingkan ke Aceh Singkil, walau begitu Beliau tetap menyebarkan tentang Islam selama di Aceh Singkil hingga Agama Islam tersebar luas ke Nusantara. Cerita tentang penyebaran Agama Islam oleh Tuan Syekh Mahmud terdengar oleh Kerajaan Barus, karena hal itu Raja Barus memanggil kembali Tuan Syekh Mahmud untuk kembali ke Barus. Sejak saat itu pula sang Raja Barus memeluk Agama Islam dan mempersilahkan Tuan Syekh Mahmud untuk menyebarkan ajaran Agama Islam di Barus. Hingga saat ini sejarah tentang seorang Wali yang ada di Barus ini masih terdengar. Saat ini banyak orang di Barus yang menganggap Beliau adalah nenek moyang mereka walaupun sebagian besar dari mereka beragama lain.

*dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar